- Back to Home »
- Seputar Ke-Islaman , Umum »
- Cara Makan Menurut Islam
Posted by : Ryan95
Tuesday, 26 May 2015
Berikut
ini adalah Tips dan Cara makan menurut Rasulullah SAW atau bisa disebut sebagai
adab makan sesuai ajaran islam.
1. Membaca basmalah ketika mulai
makan
Hadist:
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan
ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang
berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir) Dalam silsilah hadits
shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits ini shahih menurut
persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)"
Jika lupa membaca Basmalah maka kita bisa mengucapkan bismilahi awwalu wa akhiru
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah satu kalian hendak makan, maka
hendaklah menyebut nama Allah. Jika dia lupa untuk menyebut nama Allah di awal
makan, maka hendaklah mengucapkan bismillahi awalahu wa akhirahu.” (HR
Abu Dawud no. 3767 dan dishahihkan oleh al-Albani)
2. Makan menggunakan tangan kanan
Hadist:
Dari Jabir bin Aabdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena
syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019)
3. Makan mulai dari yang terdekat
Hadist:
Umar bin Abi Salamah meriwayatkan, “Suatu hari aku makan bersama Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan aku mengambil daging yang berada di pinggir
nampan, lantas Nabi bersabda, “Makanlah makanan yang berada di dekatmu.”
(HR. Muslim, no. 2022)
4. Makan dari pinggir piring
Hadist:
Diriwayatkan dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi bersabda,
“Jika kalian makan, maka janganlah makan dari bagian tengah piring, akan tetapi
hendaknya makan dari pinggir piring. Karena keberkahan makanan itu turun
dibagian tengah makanan.” (HR Abu Dawud no. 3772, Ahmad, 2435, Ibnu Majah,
3277 dan Tirmidzi, 1805. Imam Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini hasan shahih.”)
5. Cuci tangan sesudah dan sebelum makan
Hadist:
Dalam riwayat lain, Abu Hurairah menyatakan, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah makan belikat kambing. Sesudah selesai
makan beliau berkumur-kumur, mencuci dua tangannya baru melaksanakan shalat.
(HR. Ahmad, 27486 dan Ibn Majah 493, hadits ini dishahihkan oleh al-Albani)
6. Segera makan ketika makanan sudah siap
Hadist:
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah shalat dikumandangkan,
maka dahulukanlah makan malam.” (HR Bukhari dan Muslim)
7. Menjilati jari
Hadist:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Jika salah satu di antara kalian makan, maka
janganlah dia bersihkan tangannya sehingga dia jilati atau dia minta orang lain
untuk menjilatinya.” (HR. Bukhari no. 5456 dan Muslim no. 2031)
8. Tidak mencela makanan
Hadist:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu beliau mengatakan, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika
beliau menyukai satu makanan, maka beliau memakannya. Jika beliau tidak suka,
maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064)
9. Tidak makan sambil berdiri
Hadist:
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sambil
minum berdiri. (HR. Muslim no. 2024, Ahmad no. 11775 dll)
Dari Abu Sa’id al-Khudriy, beliau mengatakan
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang minum sambil
berdiri. (HR. Muslim no. 2025, dll)
10. Mengucapkan hamdallah selesai makan
Hadist:
“Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang menikmati makanan
lalu memuji Allah sesudahnya atau meneguk minuman lalu memuji Allah sesudahnya.”
(HR Muslim no. 2734)
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam jika selesai makan mengucapkan:
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي كَفَانَا وَأَرْوَانَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مَكْفُورٍ
“Segala puji milik Allah Dzat yang mencukupi kita dan menghilangkan
dahaga kita, pujian yang tidak terbatas dan tanpa diingkari.”
Terkadang beliau juga mengucapkan:
الـحَمْدُ للـهِ حَمْداً
كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيهِ، غَيْرَ [مَكْفِيٍّ ولا] مُوَدَّعٍ، ولا
مُسْتَغْنَىً عَنْهُ رَبَّنَا
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan penuh berkah
meski bukanlah pujian yang mencukupi dan memadai, dan meski tidaklah dibutuhkan
oleh Rabb kita.” (HR. Bukhari).