- Back to Home »
- Pergerakan Nasional , Sejarah »
- Soekarno Sebagai Tokoh Pergerakan Nasional
Posted by : Ryan95
Sunday, 24 May 2015
Soekarno
dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Sukemi
Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Sedangkan ibunya berasal dari
Bali. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa
Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said
Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere
Burger School (H.B.S.) di sana. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan
para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu.
Kemudian, Soekarno bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).
Setelah menyelesaikan sekolah H.B.S.
tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang
ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno
berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu
merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Masa pergerakan nasional
Pada tahun 1926, Soekarno
mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal
bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas
Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan
memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan
kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno
bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Namun,
Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Kemudian,
ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Masa penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang
(1942-1945), pemerintah Jepang pernah tidak memperhatikan tokoh-tokoh
pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan"
keberadaannya di Indonesia. Hal ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya
Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer. Namun akhirnya,
pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus
memanfaatkan
tokoh-tokoh Pergerakan di Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan
lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik
hati penduduk Indonesia. Selain itu, dalam berbagai organisasi seperti Jawa
Hookokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti
Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya terlihat
sangat aktif.
Akhirnya tokoh-tokoh nasional
bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia. Meskipun ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan
Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang
berbahaya. Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan
teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama
dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan
sendiri. Selain itu, Soekarno juga aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar
pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia
sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri
Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta
dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar
Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga
tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan
pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia
itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia
diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara
di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.
Namun keterlibatannya dalam
badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda
bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.
Selengkapnya tentang Soerkano dalam Pergerakan Nasional dapat di download disini.